Apa itu excusitis ? excusitis merupakan penyakit kegagalan, dimana suka mencari-cari alasan (excuse) tentang ketidakberhasilan. Penyakit ini muncul sebelum dan disaat seseorang gagal melakukan perencanaan dan melaksanakan tugasnya dengan baik. Sebagaimana halnya semua penyakit, excusitis akan makin parah, kalau tidak diobati dengan tepat dan seksama. Makin berhasil seseorang, makin kurang ia mencari alasan-alasan (excuse), tetapi orang yang mengalami kegagalan, selalu mempunyai berbagai alasan untuk menjelaskan apa sebabnya mereka mengalami kegagalan.
Excusitis muncul dalam berbagai bentuk. Ada 4 bentuk excusitis yang sering terjadi, sekaligus solusi penanganannya antara lain :
- Excusitis kesehatan
Seseorang yang gagal dalam melaksanakan tugas dan menerima tugas dan tanggungjawab, kemudian membela diri dengan alasan kesehatan yang kurang baik. Padahal untuk melakukan sesuatu dengan baik tidak mutlak dalam keadaan sehat.
Hal-hal yang bisa dilakukan untuk menangani excusitis kesehatan antara lain:
- Jangan berbicara tentang kesehatan Anda. Makin banyak kita berbicara tentang suatu penyakit, meskipun penyakit itu hanya masuk angin, makin parah penyakit itu jadinya. Berbicara mengenai penyakit sama saja memberi pupuk kepada tanaman.
- Mengurangi kecemasan tentang kesehatan Anda.
- Bersyukur bahwa keadaan Anda sebaik sekarang.
- Sering mengingatkan diri sendiri, bahwa lebih baik letih karena bekerja daripada letih karena menganggur.
2. Excusitis Inteligensi
Inteligensi excusitis atau mersa tidak cerdas terjadi dimana-mana. Berbeda dengan excusitis-excusitis lainnya. Orang-orang yang mengidap penyakit ini menderita secara diam-diam. Tidak banyak orang yang terus terang mengakui bahwa mereka itu tidak begitu inteligent, biasanya mereka merasakan dalam hati. Seseorang yang gagal adakalanya memberikan alasan karena ia hanya berpendidikan rendah. Padahal untuk mencapai suatu keberhasilan tidak ditentukan dari tingkat pendidikan.
Kebanyakan kita melakukan dua kesalahan dasar mengenai inteligensi kita, yaitu kita meremehkan kekuatan otak kita dan yang kedua kita terlalu menganggab hebat inteligensi orang lain. Karena kesalahan tersebut, maka orang sering menganggab dirinya kurang berharga.
Ada tiga cara untuk menyembuhkan Excusitis-Inteligent, yaitu :
- Jangan meremehkan kecerdasan Anda sendiri.
- Ingatlah bahwa “ Sikap Anda legih penting dari kecerdasan Anda”.
- Ingatlah kecakapan berfikir adalah jauh lebih penting dari pada kecakapan mengingat fakta-fakta.
3. Excusitis umur
Seseorang yang gagal dengan memberikan alasan faktor umum sebagai penyebab kegagalan. Biasanya ada dua macam alasan yang biasa dikemukakan : “ Saya sudah terlalu tua” atau “saya masih terlalu muda”. Padahal tidak ada batasan usia/umur bahwa seseorang layak melakukan sesuatu yang baik atau tidak. Yang penting adalah sikap kita terhadap umur yang dapat memberi suatu rahmat bukan halangan.
Ada beberapa cara untuk menyembuhkan excusitis umur, antara lain :
- Pandanglah umur Anda yang sekarang secara positif. Katakan “Saya masih muda”, jangan “Saya sudah terlalu tua”. Pandanglah kedepan dan tetap kobarkan “semangat muda”.
- Hituglah berapa banyak tahun-tahun produktif yang Anda punyai.
- Usahakan supaya hari depan Anda pergunakan untuk hal-hal yang ingin Anda lakukan.
4. Excusitis nasib
Seseorang yang gagal dalam sesuatu hal, kemudian ia mengemukakan suatu alasan “karena nasib buruk”. Padahal rencana yang baik dan tugas yang berhasil tidak memerlukan nasib untuk mewujudkannya. Karena semua tergantung dari kita yang melakukannya.
Ada dua cara untuk mengatasi excusitis nasib, yaitu :
- Akuilah adanya hukum sebab dan akibat.
- Janganlah Anda dikuasai oleh “wishful thinking” yang pikirannya berdasar keinginan-keinginan bukan kenyataan-kenyataan.
Tinggalkan Balasan